PENGARUH LATIHAN LEMPAR BOLA MENGGUNAKAN SASARAN TERHADAP GERAK MOTORIK KASAR DAN KETEPATAN MELEMPAR PADA PESERTA DIDIK DOWN SYNDROME

Main Article Content

Iska Putranto Saptadi Dwi Cahyo Kartiko Abdul Rachman Syam Tuasikal

Abstract

Penerapan hasil latihan pada peserta didik Down Syndrome yang tidak maksimal dalam sebuah agenda perlombaan motorik (lempar bola). Tujuan latihan lempar bola menggunakan sasaran guna meningkatkan gerak motorik kasar dan ketepatan melempar pada peserta didik Down Syndrome. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pre-experimental model one group pre test–post test design. Subjek yang diambil datanya adalah 8 peserta didik Down Syndrome di SOIna Kota Surabaya. Pengumpulan data dilakukan menggunakan pre-test, treatment, post-test. Hasil latihan lempar bola menggunakan sasaran terhadap gerak motorik kasar dan ketepatan melempar pada peserta didik Down Syndrome meningkat sebesar 12.5%.Simpulan dari penelitian bahwa terdapat pengaruh yang signifakan latihan lempar bola menggunakan sasaran terhadap gerak motorik kasar dan ketepatan melempar pada peserta didik Down Syndrome di SOIna Kota Surabaya. Bagi pendidik pendamping di SOIna Kota Surabaya latihan lempar bola menggunakan sasaran dapat direkomendasikan dan diterapkan dalam program latihan untuk meningkatkan gerak motorik kasar dan ketepatan melempar bola .

Article Details

How to Cite
[1]
I. Saptadi, D. Kartiko, and A. R. Tuasikal, “PENGARUH LATIHAN LEMPAR BOLA MENGGUNAKAN SASARAN TERHADAP GERAK MOTORIK KASAR DAN KETEPATAN MELEMPAR PADA PESERTA DIDIK DOWN SYNDROME”, JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT, vol. 9, no. 1, p. 309, Jan. 2021.
Section
Artikel

References

Ambarukmi, D. H., & Tangkudung, J. (2007). Pelatihan Olahraga Anak Usia Dini. Jakarta:Asdep Pengembangan dan Pembinaan Keolahragaan Bidang Peningkatan Prestasi dan IPTEK Olahraga.
Ardianto, R., & Purwanto, S. (2019). Tingkat Kemampuan Motorik Kasar Anak Tunagrahita Di Slb Bakti Putra Ngawis Kabupaten Gunungkidul. PGSD Penjaskes, 8(8).Skripsi.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Sebuah Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktik. Edisi Revisi Kelima. Jakarta:Rineka Cipta.
Brown, I., & Schormans, A. F. (2003). Maltreatment And Life Stressors In Single Mothers Who Have Children With Developmental Delay. Journal of Developmental Disabilities, 10(1), 61-66.
Cleland,Joanne.,Wood,Sara.,Hradcastle,William.,Wishart,Jennifer.,Timmins,Claire. (2010).”Relationship Between Speech, Oromotor, Language And Cognitive Abilities In Children With Down’s Syndrome”. (2010) Vol.45,No 1, 83-95. DOI:10.3109/13682820902745453.

Cvejic, D. Pejovic,T. Ostojic, S.(2013). Assessment Of Physical Fitness In Children And Adolescents. Physical Education and Sport Vol. 11, N 2, pp. 135 – 145.
Depdiknas. (2008). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI (Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan).Jakarta:Depdiknas.
Depdiknas. (2000). Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga Bagi Pelatih Olahragawan Pelajar. Jakarta: Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.
Direktorat PPKLK. (2012). Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan Jasmani Adaptif Bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Inklusi. Jakarta:Direktorat PKLK Pendidikan Dasar, Dirjen Dikdas, Kemendikbud.
Endang, R.K. (2018). Perkembangan Motorik. Yogyakarta:UNY Press.
Fidler, D. J. (2005) . The Emerging Down Syndrome Behavioral Phenotype in Early Childhood Implications for Practice. Infants & Young Children.Vol. 18,No. 2,pp. 86–103.
Gallahue, D. L. (2012). Understanding Motor Development: Infants, Children, Adolescents, Adults, Seventh Edition. New York:McGraw-Hill Education.
Indonesia, P.R. (2016). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Jakarta:Sekertaris Negara Republik Indonesia.
Indonesia, P.R. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Indonesia, P.R. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 157 Tahun 2014 tentang Kurikulum Pendidikan Khusus. Jakarta:Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Indonesia, P.R. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005, tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta:Sekertaris Negara Republik Indonesia.
Ingles, Marylou. (2007). “Fine Motor Skills for Children With Down Syndrome: A Guide for Parents and Professionals,ed 2”.PHYS THER.2007;87:117-118.DOI:10.2522/ptj.2007.87.1.117.hhtp://ptjournal.apta.org/content/87/1/117
Kiarie, M. W. (2006). Educational Services for Students with Mental Retardation in Kenya. International Journal of Special Education, 21(2), 47-54.
Maksum, A. (2012). Metodologi Penelitian Dalam Olahraga.Unesa:University Press
Mangunsong, F. (2009). Psikologi Dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Depok: LPSP3 UI.
Mayasari, N. (2019). Layanan Pendidikan Bagi Anak Tunagrahita Dengan Tipe DownSyndrome.IAINPurwokerto.DOI:10.24090/yinyang.v14i.2019.pp111-134.
Murcia, Juan A Moreno., Alvaro Sicilia., Eduardo Cervello., Elisa Huescar and Delia C Dumitru. (2011). “The Relationship Between Goal Orientations, Motivational Climate And Selfreported Discipline In Physical Education”. Journal of Sports Science and Medicine, (2011) 10, 119-129. http://www.jssm.org.
Mulyasa, E., & Mukhlis. (2007). Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung:Remaja Rosdakarya.
Nurhasan. (2011). Tips Praktis Menjaga Kebugaran Jasmani.Gresik:Abil Pustaka.
Oktaviani, A. C., Pratiwi, R., & Rahmadi, F. A. (2018). Asupan Protein Hewani Sebagai Faktor Risiko Perawakan Pendek Anak Umur 2-4 Tahun. Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro), 7(2), 977-989.
Onyekuru, B., & Njoku, J. (2012). Classroom Management Of Mental Retardation. International Journal of Learning & Development, 2(5), 105-111.
PPKLK Dikdas. (2012). Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan Jasmani Adaptif Bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Inklusi.Jakarta:Kemendiknas.
Pradani, W. D. E. (2014). Kemampuan Motorik Kasar Anak Tunagrahita Kelas Dasar Mampu Didik Diukur Melalui Dasar Permainan Bola Tangan Di SLB C Senuko Godean Sleman. Yogyakarta. Skripsi UNY.
Pridi, Lela. H. (2016). Modul Guru Pembelajara SLB Tunagrahita Kelompok Kompetensi D. Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan. Bandung.
Program Pascasarjana. (2019). Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi. Surabaya: Unesa.http://www.unesa.ac.id
Sugiyono, P. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, P. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alpabeta.
Sujiono, N. J. (2007). Buku Ajar Konsep Ajar PAUD. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.
Sukadiyanto & Muluk, D. (2011). Pengantar Teori Dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung: Lubuk Agung.
Sukamti, E.R. (2018). Perkembangan Motorik. Yogyakarta:UNY Press.
Sukintaka. (1998). Teori Bermain untuk Pendidikan Jasmani. Yogyakarta: FPOK IKIP.
Sunardi, S. (2007). Intervensi Dini Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Tarigan, B. (2000). Penjaskes Adaptif. Jakarta: Depdiknas.
Tarigan, Beltasar. (2000). Penjas Adaptif. Jakarta: Depdikbud. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Volman, Michiel J.M.,Visser, Jacqueline J.W.,Lensvelt-Mulders, Gerty J.M. (2007). “Functional Status In 5 To 7-Year-Old Children With Down Syndrome In Relation To Motor Ability And Performance Mental Ability”. Journal Disability and Rehabilitation.(2007);29(1):25-31. Informahealthcare.com