BIAS KELAS DALAM VIDEO PEMBELAJARAN TV EDUKASI KEMENDIKBUD

Main Article Content

Siti Murtafiah Nanang Martono Tri Rini Widyastuti

Abstract

Televisi sebagai media massa populer yang dikonsumsi masyarakat dari berbagai kalangan, seringkali lebih mengakomodasi budaya kelas dominan (kelas atas). Hal ini ditunjukkan melalui berbagai program TV mulai dari sinetron, film, komedi, talk show, reality show, hingga iklan, yang sering menampilkan simbol status kelas atas. Peran TV Edukasi (TVE) sebagai salah satu media pendidikan menjadi penting untuk untuk mengenalkan nilai-nilai budaya dari kelas atas maupun kelas bawah. TVE tentu diharapkan mampu menyajikan tayangan yang dapat mengakomodasi nilai-nilai budaya semua lapisan masyarakat secara seimbang. Namun, dalam realita yang terjadi bisa saja tidak demikian. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasikan keberadaan bias kelas dalam program Belajar Dari Rumah (BDR) di TVE Kemendikbud serta menggambarkan budaya kelas atas dan kelas bawah yang disosialisasikan pada program tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar simbol status yang disosialisasikan pada tayangan BDR adalah simbol kelas atas. Hal ini mengindikasikan adanya bias kelas atas dalam tayangan tersebut. Melalui sosialisasi yang didominasi kelas atas, kelas bawah dipaksa mempelajari budaya yang berbeda dengan budayanya sendiri. Inilah yang kemudian disebut sebagai kekerasan simbolik. Mekanisme ini terlihat jelas dari proporsi budaya kelas atas yang lebih banyak disosialisasikan daripada kelas bawah.

Article Details

How to Cite
[1]
S. Murtafiah, N. Martono, and T. Widyastuti, “BIAS KELAS DALAM VIDEO PEMBELAJARAN TV EDUKASI KEMENDIKBUD”, JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT, vol. 11, no. 1, pp. 168-179, Dec. 2022.
Section
Artikel

References

Artha, D. J. (2016). Pengaruh Pemilihan Tayangan Televisi terhadap Perkembangan Sosialisasi Anak. Jurnal EduTech, 5(1), 18-26.
Eriyanto. (2011). Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Penerbit Kencana.
Fatmawati, N. I., Nugraheni, A. S., & Sholikin, A. (2020). Analisis Kekerasan Simbolik dalam Buku Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar. Jurnal Al Izzah, 15(1), 40-53.
Haq, M. S. (2015). Representasi Kelas Atas Pada Film Arisan 1 dan 2. Jurnal Commonline Departemen Komunikasi, 4(1), 223-235.
Haryatmoko. (2007). Etika Komunikasi. Yogyakarta: Kanisius.
Haryatmoko. (2010). Dominasi Penuh Muslihat: Akar Kekerasan dan Diskriminasi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Isnania, R., Martono, N., & Widyastuti, T. R. (2020). Habitus Anak dalam Buku Seri Cerita "Kecil-kecil Punya Karya". Jurnal Neo Societal, 5(3), 345-361.
Isnania, R., Martono, N., & Widyastuti, T. R. (2021). . Anak Miskin Dilarang Bercerita: Mengungkap Wacana Kekerasan Simbolik, Kekuasaan, dan Dominasi Kelas Sosial dalam Cerita Anak. Depok: PT RajaGrafindo Persada.
Kenton, W. (2020, November 20). Status Symbol. Retrieved Agustus 14, 2022, from Investopedia: https://www.investopedia.com/terms/s/status-symbol.asp
Lindawati, Y. I. (2019). Fashion dan Gaya Hidup: Representasi Citra Muslimah Cantik, Modis, dan Fashionable dalam Iklan Wardah. Jurnal Hermeneutika, 5(2), 59-68.
Martono, N. (2012). Kekerasan Simbolik di Sekolah: Sebuah Ide Sosiologi Pendidikan Pierre Bourdieu. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Martono, N., Mintarti, Puspitasari, E., & Dadan, S. (2019). Sekolah Inklusi sebagai Arena Kekerasan Simbolik. Jurnal Sosiohumaniora, 21(2), 150-158.
Nasoetion, M. N., Lukmantoro, T., & Widagdo, M. B. (2014). Representasi Gaya Fashion Remaja Metropolitan dalam Sinetron Diam-diam Suka. Jurnal Interaksi Online, 2(4).
Nastia, I., & Rahma, F. A. (2020). Representasi Perempuan Sosialita dan Budaya Konsumen pada Iklan Magnum. Jurnal Audiens, 1(2), 183-186.
Pardede, T., & Yesicha, C. (2019). Representasi Gaya Hidup Modern dalam Iklan Gojek Indonesia Versi Hidup Tanpa Batas Apa SihJ. Jurnal JOM FISIP, 6(1), 1-12.
Retnosari, P. (2019). Kekerasan Simbolik pada Sistem Pendidikan Sekolah Negeri di Indonesia. Jurnal Widyaloka IKIP WIDYA DARMA, 6(3), 414-431.
Salamah, U. (2016). Perspektif Teori Postmodern terhadap Problema Sosial Politik Kontemporer. Malang: Media Nusa Creative.
Suda, I. K. (2019). Domestikasi Kekerasan Simbolik di Sekolah: Perspektif Sosiologi Pendidikan. Jurnal Widyacarya, 3(1), 22-29.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Wuriyani, E. P. (2020). Mengenlkan Pemikiran Pierre Bourdieu untuk Sastra. Jurnal Edukasi Kultura, 7(1), 1-10.