KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII-2 MTSN 4 TAPANULI SELATAN (TATARAN MORFOLOGI )

Main Article Content

Mina Syanti Lubis

Abstract

Fokus masalah dalam penelitian ini analisis kesalahan berbahasa pada karangan siswa kelas VIII-2 pada tataran morfologi dan penyebab kesalahan yang terjadi. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah deskripsi kualitatif dengan analisis isi dan teori. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri sedangkan data diperoleh dari karangan siswa atau tulisan dalam karangan siswa yang masuk kategori kesalahan tataran morfologi.  Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesalahan berbahasa pada tataran morfologi sebanyak 58 kesalahan. Adapun kesalahan yang terjadi adalah penghilangan afiks 24 kesalahan, Penggantian morf- sebanyak 16 kesalahan. Pemakaian afiks yang tidak tepat terjadi sebanyak 7 Kesalahan. Penempatan afiks yang tidak tepat sebanyak 11 kali kesalahan. Penyebab kesalahan tersebut adalah karena terpengaruh dengan bahasa pertama siswa. Di daerah Tapnuli Selatan bahas pertama penduduknya pada umumnya adalah bahasa batak yang merupakan bahasa pertama siswa. Penggunaan bahasa ini bukan hanya dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan masyarakat, tetapi terjadi dilingkungan formal juga seperti di sekolah dan di dalam kelas yang merupakan lingkungan formal. Kesalahan itu juga dilakukan oleh guru dalam proses belajar dan pembelajaran itu berlangsung.  Sehingga penyebab kesalahan itu bukan dilihat dari segi bahasa pertama yang digunakan oleh siswa tetapi juga oleh gurunya itu sendiri. Oleh karena itu upaya yang bisa dilakukan dengan mensosialisasikan penggunaan bahasa yang lebih intens kepada siswa dan membiasakan siswa untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Article Details

How to Cite
[1]
M. Lubis, “KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII-2 MTSN 4 TAPANULI SELATAN (TATARAN MORFOLOGI )”, JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT, vol. 7, no. 2, p. 87, Apr. 2019.
Section
Artikel