THE CULTURAL VIOLENCE ON WOMEN IN ASTIRIN MBALELA NOVEL BY SUPARTO BRATA AND THE ROAD OF LOST INNOCENCE NOVEL BY SOMALY MAM AND RUTH MARSHALL
Main Article Content
Abstract
Kekerasan kultural terhadap perempuan disebabkan oleh beberapa aspek. Ideologi patriarki merupakan salah satu aspek penyebab tindak kekerasan. Novel Astirin Mbalela dan novel The Road of Lost Innocence merupakan dua novel beda negara yang memiliki kemiripan dalam bentuk kekerasan yang dialami perempuan. Konsep kekerasan kultural yang digunakan adalah konsep Galtung dan kajian sastra bandingan afinitas dari Hutomo sebagai kajian yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan kekerasan kultural yang diterima perempuan di lingkungan budaya patriarki. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan ancangan kritik sastra feminis untuk memperoleh gambaran secara mendetail tentang kehidupan yang terjadi terhadap kaum perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kekerasan yang dialami oleh kedua tokoh perempuan dalam kedua novel sama, namun yang membedakan adalah motif tujuan kekerasan. Hal tersebut disebabkan oleh latar belakang budaya dari kedua novel tersebut berbeda. Selain itu, dampak yang ditimbulkan dari kasus kekerasan juga hampir sama yaitu kedua tokoh mengalami perubahan karakter menjadi sosok yang tega, pemarah, serta pendendam
Article Details
References
Damono, Sapari Djoko. 2005. Pegangan Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta: Pusat Bahasa.
Darni. 2015. Kekerasan Terhadap Perempuan dalam Fiksi Jawa Modern: Kajian New Historicism. Surabaya: Penerbit Bintang Surabaya.
Eriyanti, Linda Dwi. 2017. “Pemikiran Johan Galtung tentang Kekerasan dalam Perspektif Feminisme”. Jurnal Hubungan Internasional. 6(1), 17-27. http://www.neliti.com/id/publications/228968/pemikiran-johan-galtung-tentang-kekerasan-dalam-perspektif-feminism
Galtung, Johan. 1990. “Cultural Violence”. Journal of Peace Research. 27(3), 291-305. Sage Publication. http://links.jstor.org/sici?sici=0022-3433%28199008%2927%3A3%3C291%3ACV%3E2.0.CO%3B2-6
____________. 1996. “Peace by Peaceful Means: Peace and Conflict, Development and Civilization. London: PRION, Internasional Peace Research Institute
Geertz, Hildred. 1985. Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Pers.
Herkisworo, Harkristuri. 2000. “Perempuan dan Hak Azasi Manusia dalam Prespektif Yuridis” dalam Negara dan Kekerasan terhadap Perempuan. Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan.
Hutomo, Suripan Sadi. 1993. Merambah Matahari: Sastra dalam Bandingan. Jakarta: Gaya Masa.
Kartodirjo, Sartono. 1993. Perkembangan Peradaban Priyayi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Mam, Somaly dan Ruth Marshall. 2009. The Road of Lost Innocence. United Kingdom: Virago Press.
Retyaningtyas, Lathiefah Widuri. 2018. “Peran Jejaring Feminis Asia Pacific Forum on Women, Law, and Development (APWLD) dalam Merepresentasikan Hak Asasi Perempuan”. Jurnal Hubungan Internasional. XI(1).73-90
Rokhmansyah, Alfian dkk. 2018. “Kekerasan Terhadap Perempuan dalam Cerpen-Cerpen Karya Oka Rusmini”. Jurnal Litera. 17(3). 279-298. https://journal.uny.ac.id/index.php/litera/article/
Wellek, Rene dan Austin Warren. 2001. Teori Kesusastraan (Diindonesiakan oleh Melani Budianta). Jakarta: Gramedia.
Windhu, Marsana. 1992. Kekuasaan dan Kekerasan. Yogyakarta: Kanisius