PANTAI KONDANG MERAK : BERTAHAN SECARA EKOSISTEM ATAU BERTUMBUH SECARA EKONOMI

Main Article Content

Andik Isdianto http://orcid.org/0000-0002-4808-7868 Oktiyas Muzaky Luthfi Muhammad Arif Asadi Dhira Khurniawan Saputra Fan Puji Ananda Musalima Muchamad Fairuz Haykal Faradhillah Adibah

Abstract

Pantai Kondang Merak merupakan salah satu destinasi wisata pesisir yang terletak di Kabupaten Malang, memiliki ekosistem pesisir yang lengkap yaitu hutan, mangrove, terumbu karang dan lamun. Walaupun akses jalan menuju Kondang Merak masih berbentuk jalan makadam, hal itu tidak membatasi pengunjung untuk berkunjung ke Pantai Kondang Merak. Kajian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan tujuan untuk memberikan gambaran dan solusi atas pembangunan Jalur Lintas Selatan pulau Jawa di kawasan pantai Kondang Merak. Pembangunan Jalur Lintas Selatan yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di selatan jawa dan mempermudah aksesibilitas arus barang dan jasa, dan melintasi di kawasan pantai Kondang Merak. Aksesibilitas yang mudah akan berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan ke pantai Kondang Merak, dan 82,61% aktivitas wisatawan dilakukan pada kedalaman 1 meter dan 64,29% aktivitas tersebut dilakukan pada jarak <50 meter yang pada akhirnya menghancurkan ekosistem terumbu karang dan lamun. Keseimbangan ekosistem dan fungsi ekologis yang terdapat di kawasan Pantai Kondang Merak harus diperhatikan, sehingga dalam menghadapi pembangunan Jalur Lintas Selatan ini diperlukan pengelolaan ekosistem pantai Kondang Merak secara bijak berupa penataan zonasi pemanfaatan dan wilayah konservasi, serta pengembangan ekowisata bahari yang dapat menggerakkan pembangunan ekonomi secara berkelanjutan tanpa harus mengorbankan fungsi ekologisnya.

Article Details

How to Cite
[1]
A. Isdianto, “PANTAI KONDANG MERAK : BERTAHAN SECARA EKOSISTEM ATAU BERTUMBUH SECARA EKONOMI”, JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT, vol. 8, no. 4, p. 224, Oct. 2020.
Section
Artikel

References

Achmad, A., Ngakan, P. O., Umar, A., & Asrianny. (2012). Identifikasi Tutupan Vegetasi dan Potensi Fisik Lahan untuk Pengembangan Ekowisata di Laboratorium Lapangan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Hutan Pendidikan UNHAS. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallace, 1(2), 87–102.

Ahsan, & Aziz. (2017). Pendampingan Membuat Media Online (Website) Sebagai Sarana Publikasi Potensi Desa Sidodadi Melalui Pemberdayaan Karang Taruna. Prosiding UNIKAMA.

Bappenas. (2006). Studi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Malang.

BKSDA Jatim. (2017). Mengembalikan Malang Selatan Sebagai Habitatnya Lutung Jawa. https://bbksdajatim.org/mengembalikan-malang-selatan-sebagai-habitatnya-lutung-jawa.php

Chendrawan, T. S. (2017). Sejarah Pertumbuhan Ekonomi. Tirtayasa Ekonomika, 12(1), 123. https://doi.org/10.35448/jte.v12i1.4441

Chua, T.-E. (2006). The Dynamics of Integrated Coastal Management: Practical Applications in the Sustainable Coastal Development in East Asia. GEF/UNDP/ IMO Regional Programme on Buldings Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA), Quezon Cit.

DKP Jatimprov. (2018). Kompleksitas Zona Kawasan Konservasi Kabupaten Malang. https://dkp.jatimprov.go.id/

Dwitya, A. A. (2015). Struktur Komunitas Makrobiota pada Ekosistem Lamun di Pantai Kondang Merak Kabupaten Malang Jawa Timur. Universitas Brawijaya.

Ekayani, M., R., Y. N., Shaffitri, L. R., & Tampubolon, B. I. (2014). Taman Nasional Untuk Siapa? Tantangan Membangun Wisata Alam Berbasis Masyarakat di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Risalah Kebijakan Pertanian Dan Lingkungan, 1(1), 46–52.

Haerani, H. G. (2012). Pengembangan Kawasan Ekowisata di Pulau Maitara Kota Tidore Kepulauan. Jurnal Plano Madani, 1(1), 39–46.

Hudha, A. M., & Husamah. (2019). Ethics of Domestic Tourist to Beach Conservation (Case Study of Balekambang Beach, Malang District). Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management), 9(1), 9–16. https://doi.org/10.29244/jpsl.9.1.9-16

Husamah, & Hudha, A. M. (2018). Evaluasi Implementasi Prinsip Ekowisata Berbasis Masyarakat Dalam Pengelolaan Clungup Mangrove Conservation Sumbermanjing Wetan, Malang. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan, 8(1), 86–95.

Isdianto, Andik, W. Citrosiswoyo, & K. Sambodho. (2014). Zonasi Wilayah Pesisir Akibat Kenaikan Muka Air Laut. Jurnal Permukiman. 9 (3) : 148 – 157.

Isdianto, Andik, & O. M. Luthfi. (2019). Persepsi dan Pola Masyarakat Teluk Popoh terhadap Perubahan Iklim. Jurnal Ilmu Kelautan. 5(2) : 77-82.

Isdianto, A., Luthfi, O. M., Haykal, M. F., & Supriyadi. (2020). Sea Temperature and Current During Transitional Seasons to Support the Resilience of Coastal Ecosystems. Jurnal Education and Development, 8(3), 80–85. https://doi.org/https://doi.org/10.37081/ed.v8i3.1900

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. (2012). Rencana Strategis Pariwisata Berkelanjutan dan Green Jobs untuk Indonesia. ILO Publication. https://www.ilo.org/jakarta/whatwedo/publications/WCMS_209132/lang--en/index.htm

Luthfi, O. M. (2009). Bentuk Pertumbuhan Karang Di Wilayah Rataan Terumbu Karang (Reef Flat) Perairan Kondang Merak, Malang, Sebagai Strategi Adaptasi Terhadap Lingkungan. Prosiding Pertemuan Ilmiah VI, 109–117.

Luthfi, O. M., & Isdianto, A. (2019). Introducing Scuba Diving for Fishermen of Pantai Kondang Merak, Malang. E-Dimas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 10(1), 34. https://doi.org/10.26877/e-dimas.v10i1.2153

Luthfi, O. M., & Setianingsih, M. (2018). Application of Ethnography Method in Conservation Area Efforts by Salam, The Conservation and Social Community Empowerment Organization. Economic and Social Fisheries and Marine, 006(01), 14–22. https://doi.org/10.21776/ub.ecsofim.2018.006.01.02

Mayer, P. (2009). Guidline for Writing a Review.

Millenium Ecosystem Assessment. (2005). Ecosystems and Well-Human Being Synthesis. Island Press.

Nugraha, D. A., Sartimbul, A., & Luthfi, O. M. (2016). Analisis Sebaran Karang di Perairan Kondang Merak, Malang Selatan. Seminar Nasional Perikanan Dan Kelautan VI, 539–544.

Palma, A. S. M., Achmad, A., & Dasir, M. (2012). Model Kolaborasi Pengelolaan Taman Nasional Wasur. E-Journal Program Pascasarjana UNHAS, 12(1).

Priono, Y. (2012). Pengembangan Kawasan Ekowisata Bukit Tangkiling Berbasis Masyarakat. Jurnal Perspektif Arsitektur, 7(1), 51–67.

Radar Surabaya. (2020). JLS Harapan Baru Pangkas Disparitas Ekonomi di Jatim. Ekonomi Surabaya. https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2020/03/11/183128/jls-harapan-baru-pangkas-disparitas-ekonomi-di-jatim

Sasongko, R. W. D. (2016). Strategi Pembangunan Jalan Lintas Selatan Jawa Timur dalam Pengembangan Pariwisata. Warta Penelitian Perhubungan, 28(2), 92–103.

Singgih, M. N., & Nirwana. (2016). Perencanaan Dan Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat Dengan Model Partisipatory Rural Appraisal (Studi Perencanaan Desa Wisata Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu). Jurnal Pesona, 18(1).

Sjafrie, N. D. M. (2016). Jasa Ekosistem Pesisir. Oseana, 41(4), 25–40.

Soetomo. (2007). Filsafat Pariwisata. Pendidikan Dan Pelatihan Peningkatan Mutu Tenaga Kepariwisataan STIEPARI.

Sucipto, A. (2017). Jalur Lintas Selatan Banyuwangi - Pacitan Jadi Prioritas Pembangunan, Begini Alasan Anas. http://bali.tribunnews.com/

Yamakita, T., Yamamoto, H., Nakaoka, M., Yamano, H., Fujikura, K., Hidaka, K., Hirota, Y., Ichikawa, T., Kakehi, S., Kameda, T., Kitajima, S., Kogure, K., Komatsu, T., Kumagai, N. H., Miyamoto, H., Miyashita, K., Morimoto, H., Nakajima, R., Nishida, S., … Shirayama, Y. (2015). Identification of important marine areas around the Japanese Archipelago: Establishment of a protocol for evaluating a broad area using ecologically and biologically significant areas selection criteria. Marine Policy, 51, 136–147. https://doi.org/10.1016/j.marpol.2014.07.009

Yulius, & Arifin, T. (2014). Analisis Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Potensi Wisata Pantai di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Tata Loka, 16(3), 145–152.