IMPLEMENTASI KONSEP EKONOMI BIRU DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR DI KOTA SABANG

Main Article Content

Lutvia Resta Setyawati Hadis Tian Dimas Danur Cahya Marsetio . Ariska Dian Novarianti Budiman Djoko Said

Abstract

Sabang sebagai salah satu ujung terbarat Indonesia menyimpan potensi ekonomi kelautan dan kekayaan alam yang bagus. Untuk menopang ketahanan dan daya dukungnya, SDA keluatan tentu harus dieksplorasi dan dieksploitasi berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan. Konsep ekonomi biru dianggap sebagai salah satu solusi untuk menjembatani kepentingan ekonomi dan kelestarian lingkungan laut. Artikel ini berupaya untuk meninjau implementasi konsep ekonomi biru dalam upaya pembangunan masyarakat pesisir di Kota Sabang. Rumusan masalah yang diangkat mengenai potensi, konservasi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui ekonomi biru. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif, yang melibatkan DKP Aceh, PSDK Lampulo dan Panglima Laot sebagai informan penelitian. Hasil pengamatan menunjukan jika potensi keluatan di Sabang sudah mulai dikembangkan berdasarkan prinsip ekonomi biru, kawasan konservasi yang ditetapkan pemerintah Kota Sabang sangat berperan penting dalam proses pelestarian alam, dan ekonomi biru juga telah memberi multiplyer effect terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir di Kota Sabang.


 

Article Details

How to Cite
[1]
L. Setyawati, H. Tian, D. Cahya, M. ., A. Novarianti, and B. Said, “IMPLEMENTASI KONSEP EKONOMI BIRU DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR DI KOTA SABANG”, JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT, vol. 9, no. 4, pp. 178-185, Oct. 2021.
Section
Artikel

References

Apriliani, K. F. (2014). Economics Development Analysis Journal. 3(1), 59–69.
Badan Pusat Statistik. (2020). Kota Sabang Dalam Angka 2020. BPS.
Bappeda Kota Sabang. (2014). Studi Perencanaan Gampong Wisata Mandiri.
Ely, A. J., Pattinaja, Y. I., & Tomasila, L. A. (2019). Model Pengembangan Wisata Bahari di Kawasan Tanjung Wairole dan Pulau Tiga Kabupaten Maluku Tengah “Solusi Konservasi serta Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.” Seminar Nasional Kelautan Dan Perikanan 2019, 290–299.
Ervianto, W. I. (2016). INDONESIA. 1–7.
Firdaus, M. M., & Reswari, E. (2014). PENERAPAN PRINSIP BLUE ECONOMY PADA MASYARAKAT PESISIR. 9(1), 17–23.
Kurniawan, A. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Panglima Laot Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Laut Di Kota Sabang. Jurnal Dinamika Hukum, 8(3), 205–212. https://doi.org/10.20884/1.jdh.2008.8.3.76
Linarwati, M., Fathoni, A., & Minarsih, M. M. (2016). Studi Deskriptif Pelatihan Dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Serta Penggunaan Metode Behavioral Event Interview Dalam Merekrut Karyawan Baru Di Bank Mega Cabang Kudus. Journal of Management, 2(2), 1.
Maulida, C. R., Marwan, C., & Yustom. (2017). Studi Peranan Pangkalan PSDKP Lampulo Terhadap Upaya Pengawasan dan Pencegahan Illegal Fishing di Perairan Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Dan Perikanan Unsyiah, 2(4), 463–471.
Nurhayati, S. (2013). Blue and Economy Policy and Their Impact To Indonesian Community Welfare. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 12(1), 37–42.
Raihan, & Ahmad, M. (2017). Kepemimpinan Panglima Laot Dalam Menjaga Kedamaian Antar Nelayan di TPI Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan. Al Idarah: Jurnal Manajemen Dan Administrasi Islam, 1(1), 87–104.
Rani, F., & Cahyasari, W. (2015). Motivasi Indonesia Dalam Menerapkan Model Kebijakan Blue Economy Masa Pemerintahan Joko Widodo. Jurnal Transnasional, 7(1), 1914–1928.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Sulaiman. (2011). Model Pengelolaan Perikanan Berbasis Hukum Adat Laot di Lhok Rigaih Kabupaten Aceh Jaya. Masalah-Masalah Hukum, 40(1), 18–24.
Tegar, D., & Saut Gurning, R. O. (2018). Development of Marine and Coastal Tourism Based on Blue Economy. International Journal of Marine Engineering Innovation and Research, 2(2). https://doi.org/10.12962/j25481479.v2i2.3650
Wetlands International. (2008). Perlindungan Ekosistem Terumbu Karang oleh Masyarakat bagi Keberlanjutan Sumber Daya Perikanan di Pulau Weh/Sabang, Propinsi Nangroe Aceh Darussalam. In Green Coast For nature and people after the tsunami.
Zalikha. (2015). Peluang Dan Tantangan Pelaksanaan Wisata Di Kota Sabang. Jurnal Al Bayan, 21(31), 90–107.