BERPIKIR RELASIONAL: PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN GAYA BELAJAR SISWA

Main Article Content

Malikatun Ngilman Nafiah Siti Maghfirotun Amin Endah Budi Rahaju

Abstract

Berpikir relasional adalah aktivitas mental yang ditandai dengan membangun keterkaitan antara unsur-unsur informasi yang diberikan dan konsep matematika yang dimiliki sebelumnya untuk memecahkan masalah matematika. Menurut Patkin & Plaksin terdapat tiga karakteristik berpikir relasional, yaitu: generating insights (interpretations) atau membangun pemahaman (penafsiran), asking questions and presenting hypotheses atau mengajukan pertanyaan dan merumuskan hipotesis, dan generalization through an inductive process atau generalisasi melalui proses induktif. Pada saat melakukan proses berpikir relasional dalam memecahkan masalah geometri, setiap siswa mempunyai cara yang berbeda dalam memroses informasi yang diberikan. Cara yang dilakukan siswa dalam menyerap, mengolah, dan mengatur informasi disebut gaya belajar. Gaya belajar berdasarkan pada modalitas sensori terdiri dari tiga, yaitu: visual, auditori, dan kinestetik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatitf dengan penjelasan secara deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan profil berpikir relasional siswa bergaya belajar visual, auditori, dan kinestetik dalam memecahkan masalah geometri. Pemilihan subjek penelitian diawali dengan memberikan angket gaya belajar dan tes pemecahan masalah geometri (TPMG). Subjek penelitian yang dipilih adalah 3 siswa yang memiliki gaya belajar berbeda, kemampuan matematika setara, dan jenis kelamin sama yaitu perempuan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memberikan TPMG serta wawancara berbasis tugas kepada masing-masing subjek. Data penelitian yang dihasikan berupa hasil penyelesaian TPMG dan hasil wawancara. Berdasarkan hasil penelitian, pada karakteristik generalization through an inductive process atau generalisasi melalui proses induktif, subjek visual, auditori, dan kinestetik memiliki persamaan. Semua subjek dapat membuat suatu generalisasi melalui proses induksi yang ditunjukkan dengan membuat kesimpulan mengenai hubungan antara diameter lingkaran dengan panjang selimut tabung dengan menggunakan bahasa mereka masing-masing. Pada karakteristik generating insights (interpretations) atau membangun pemahaman (penafsiran), subjek visual menghasilkan pemahaman dengan menggabungkan analisis analitik dan visualisasi. Pemahaman yang dihasilkan pada TPMG adalah mengenai pengeluaran terendah untuk membeli kertas karton. Pemahaman tersebut diperoleh dari analisis analitik yaitu penghitungan/kalkulasi panjang selimut tabung melalui keliling lingkaran dan visualisasi yaitu menggambarkan sketsa ukuran kertas yang diperlukan pada kertas millimeter block dengan skala tertentu. Sedangkan subjek auditori dan subjek kinestetik, analisis analitik yang dilakukan meliputi menghitung keliling lingkaran, luas alas (lingkaran), dan luas selimut tabung. Selain itu, subjek auditori dan subjek kinestetik tidak menggambarkan sketsa ukuran kertas yang diperlukan pada kertas millimeter block. Pada karakteristik asking questions and presenting hypotheses atau mengajukan pertanyaan dan merumuskan hipotesis, perbedaan terjadi pada merumuskan hipotesis. Subjek auditori dan subjek kinestetik menyebutkan bahwa untuk menyelesaikan TPMG memerlukan total luas alas dan luas selimut tabung, berbeda dengan subjek visual yang menyebutkan bahwa untuk menyelesaikan TPMG cukup dengan menentukan panjang dan lebar lingkaran yang dapat diperoleh dari diameternya dan panjang dan lebar selimut tabung yang dapat diperoleh dari tinggi tabung dan keliling lingkaran.

Article Details

How to Cite
[1]
M. Nafiah, S. Amin, and E. Rahaju, “BERPIKIR RELASIONAL: PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN GAYA BELAJAR SISWA”, JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT, vol. 10, no. 1, pp. 335-340, Jan. 2022.
Section
Artikel

References

Aydogdu, M. Z., & Kesan, C. (2014). A research on geometry problem solving strategies used by elementary mathematics teacher candidates. Journal of Education and Instructional Studies in The World, Vol 4 (1), hal 53-62.
Brown, H. D. (2000). Principles of language teaching and learning, (4th ed.). White Plains, NY: Longman.
Carpenter, T.P., Frunke, M.L., Madison, Levi, L., & Zeringue, J. K. (2005). “Algebra in Elementary School: Developing Relational Thinking”, ZDM, Vol 37 (1), hal. 53-59.
Chislett, V. & Chapman, A. (2005). VAK Learning styles self-Assessment Questionnaire. http://www.businessballs.com diakses pada 2 Juli 2019.
De Porter, B & Mike, H. (2004). ”Quantum Learning: Membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan”. (Penerjemah: Alwiyah Abdurrahman). Bandung Kaifa.
Doumas, L. A. A. & Hummel, J. E. (2005). “Approaches to Modelling Human Mental Representations: What Works, What Doesn’t, and Why”. In Holyoak. K. J and Morisson, R. G. (Ed). The Cambridge Handbook of Thinking and Reasoning. Cambridge. University Press.
Gilakjani, A.P. (2012). Visual, Auditory, Kinesthetic Learning Styles and Their Impacts on English Language Teaching. Journal of Studies in Education. ISSN 2162-6952 2012, Vol 2 (1).
Gunawan, A. W. (2012). Genius Learning Strategy. Jakarta: PT. Gramedia.
Hejny, M., Jirotkova, D. & Kratochvilova, D. (2006). ”Early Conceptual thinking”. In Novotna, J., Moraova, H., Kratka, M. & Sthelikova, N. (Eds), Proceedings 30th Conferences of the International Group for the Psychology of Mathematics Education, Vol 3, hal. 289-296.
Hudojo, H. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang.
Kennedy, L. M., Tipps, S., & Jhonson, A. (2008). Guiding Children’s Learning of Mathematics. California: Thomson Wordsworth.
Mehraj, Ahmad Bhat. (2014). “The Effect of Learning Styles on Problem Solving Ability among High School Students”. International Journal Advances in Social Science and Humanities, Vol 2 (7), hal. 1-6.
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2014). Quantitative Data Analysis (Third Edition). London: SAGE Publication.
Molina, M., Castro,E., & Ambrose, R. (2005). Enriching Arithmetic Learning by Promoting Relational Thinking. The International Journal of Learning, Vol 12 (5), hal. 265-270.
Othman, N. & Amiruddin, M. H. (2010). Different perspectives of learning styles from VARK model. Procedia – Social and Behavioral Sciences, 7(C), ha. 652-660. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010.10.088
Patkin, D. & Plaksin, O. (2018). Procedural and Relational Understanding of Pre-service Mathematics Teachers Regarding Spatial Perception of Angles in Pyramids. International Journal of Mathematical Education in Science and Technology, 1-20. DOI: 10.1080/0020739X.2018.1480808.
Polya, G. (1973). How to Solve It: A New Aspect of Mathematics Method 2nd Edition. Ner Jersey: Princeton University Press.
Siswono, T. Y. E. (2002). Proses Berpikir Siswa dalam Pengajuan Soal. Malang: Jurnal Nasional “MATEMATIKA, Jurnal Matematika atau Pembelajarannya”, Tahun VIII. ISSN: 08527792, Universitas Negeri Malang Konferensi Nasional Matematika XI, 22-25 Juli 2002. https://tatagyes.files.wordpress.com/2009/11/paper02_berpikir2.pdf diakses tanggal 1 Juli 2019.
Siswono, T. Y. E. (2008). Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Surabaya: Unesa University Press.