IMPLEMENTASI ASAH-ASIH-ASUH DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM)

Main Article Content

Siti Rochmiyati Didi Supriadi Muhammad Irfan Dwi Puji Lestari Niken Hajar Indah Sari Vivi Kusumadewi Ika Endar Prayogi Krisna Aji Wibowo

Abstract

Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa telah diimplementasikan, walaupun 8 program merdeka belajar yang ditawarkan oleh Kementrian Pendidikan dan kebudayaan belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini dikarenakan kualitas pengelolaan MBKM belum optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi asah-asih-asuh dalam program MBKM di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu bertujuan untuk mengungkap pengelolaan MBKM di kampus Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Sampel penelitian adalah pengelola MBKM yang meliputi 187 orang dosen dan 56 orang tenaga kependidikan. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui angket kemudian dilaksanakan focus group discussion (FGD). Analisis data menggunakan analisis deskriptif yang meliputi reduksi data, kategorisasi, dan interpretasi. Hasil penelitian menjukkan bahwa pengelolaan MBKM dilakukan dengan pendekatan sistem among yaitu pengelolaan yang didasarkan berjiwa kekeluargaan dan bersendikan kodrat alam dan kemerdekaan. Pengelola MBKM bertindak sebagai pamong yang menerapkan prinsip asah-asih-asuh (mendidik, mencintai dan membina). Implementasi prinsip asah ditunjukkan dengan menunjukkan bahwa mayoritas dosen dan tendik mengetahui sebagian besar isi kebijakan MBKM. Penerapan prinsip asih ditunjukkan dengan keinginan dosen dan tenaga kependidikan untuk merekomendasikan program MBKM agar diikuti oleh mahasiswa. Prinsip asuh berhubungan dengan unsur pembinaan dan pembimbingan. Prinsip asuh ini diindikasikan dari kesediaan dosen menjadi pembimbing dalam kegiatan MBKM.

Article Details

How to Cite
[1]
S. Rochmiyati, “IMPLEMENTASI ASAH-ASIH-ASUH DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM)”, JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT, vol. 11, no. 1, pp. 290-296, Dec. 2022.
Section
Artikel

References

Dirjen Pendidikan Tinggi, “Buku Panduan MBKM,” Buku Pandu. Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, 2020.
[2] N. Sintiawati, S. R. Fajarwati, A. Mulyanto, K. Muttaqien, and M. Suherman, “Partisipasi Civitas Akademik dalam Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM),” J. Basicedu, vol. 6, no. 1, pp. 902–915, 2022.
[3] R. Puspitasari and R. Nugroho, “Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka FISIP UPN Veteran Jawa Timur,” Din. Gov. J. Ilmu Adm. Negara, vol. 11, no. 2, 2021.
[4] R. Mastuti et al., Teaching from home: Dari belajar merdeka menuju merdeka belajar. Yayasan Kita Menulis, 2020.
[5] S. Sherly, E. Dharma, and H. B. Sihombing, “Merdeka belajar: kajian literatur,” in UrbanGreen Conference Proceeding Library, 2021, pp. 183–190.
[6] S. Baro’ah, “Kebijakan Merdeka Belajar sebagai Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan,” J. Tawadhu, vol. 4, no. 1, pp. 1063–1073, 2020.
[7] S. Wiryopranoto, Nina Herlina, D. Marihandono, and Y. B. Tangkilisan, Perjuangan Ki Hajar Dewantara: Dari Politik ke Pendidikan. Museum Kebangkitan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
[8] I. P. Wardhana and V. U. Pratiwi, “Konsep Pendidikan Taman Siswa Sebagai Dasar Kebijakan Pendidikan Nasional Merdeka Belajar di Indonesia,” in Seminar Nasional Pendidikan, 2020, vol. 1, no. 1.
[9] T. P. R. UST, Rencana Strategis UST 2021-2025. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, 2021.
[10] D. Sopiansyah, S. Masruroh, Q. Y. Zaqiah, and M. Erihadiana, “Konsep dan Implementasi Kurikulum MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka),” Reslaj Relig. Educ. Soc. Laa Roiba J., vol. 4, no. 1, pp. 34–41, 2022.
[11] O. Y. Pamungkas and A. Sudigdo, “Profile of Pancasila Students: Implementation of Diversity in MBKM Student’s Stories in UST Yogyakarta,” Daengku J. Humanit. Soc. Sci. Innov., vol. 2, no. 2, pp. 156–164, 2022.
[12] R. Hidayat and Y. E. Patras, “Evaluasi sistem pendidikan nasional Indonesia,” in International Seminar on Quality and Affordable Education (ISQAE), 2013, vol. 2, pp. 79–88.
[13] S. Wahyuningsih, N. K. Dewi, and R. Hafidah, “Penanaman Nilai Kemandirian Anak Usia Dini Melalui Konsep Sistem Among (Asah, Asih, Asuh),” J. Pendidik. Dasar, vol. 7, no. 1, 2019.
[14] A. D. Setyawan, A. Al Masjid, and T. Trisharsiwi, “Implementasi Ajaran Asah Asih Asuh Pada Pembelajaran Daring Mata Kuliah Karawitan Di Masa Pandemi Covid-19 Ditinjau Dari Ajaran Tamansiswa,” Trihayu J. Pendidik. Ke-SD-An, vol. 7, no. 2, 2021.
[15] C. Agus, P. A. B. Cahyanti, B. Widodo, Y. Yulia, and S. Rochmiyati, “Cultural-based education of Tamansiswa as a locomotive of Indonesian education system,” in Universities as Living Labs for Sustainable Development, Springer, 2020, pp. 471–486.
[16] J. SUTARJO, “Manajemen Sumber Daya Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Dalam Meningkatkan Mutu Layanan Pendidikan Di SMK Negeri 2 Kota Tasikmalaya,” Adm. Pendidik. J. Ilm. Mhs. Pascasarj., vol. 5, no. 1, pp. 7–16, 2017.
[17] E. Yunaida, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Tenaga Kependidikan (Tendik) terhadap Kepuasan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Samudra,” J. Manaj. dan Keuang., vol. 7, no. 1, pp. 61–72, 2018.
[18] N. Nurziah, “Kinerja Tenaga Kependidikan Pada Perguruan Tinggi Swasta Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Panca Marga Palu,” Katalogis, vol. 4, no. 8.