EKSES RASIONALITAS INSTRUMENTAL: PRAGMATISME, TEKNOKRASI DAN KETERASINGAN MANUSIA

Main Article Content

Marianus Ola Kenoba Safina Husen Susana Windira Uma

Abstract

Manusia adalah makluk yang unik sebab sejak masa praeksistensinya dibekali dengan kemampuan bernalar. Kemampuan bernalar ini-lah, yang kemudian menjadi entitas pembeda dengan makluk lainnya. Melalui akal budinya, manusia berinovasi menciptakan teknologi moderen untuk menaklukan alam. Dengan demikian, seluruh tindakan manusia selalu didasari oleh pilihan-pilihan rasional. Lebih dari itu, tindakan manusia tidak semata-mata distimulasi oleh opsi nilai-nilai sosial yang mengikatnya secara sosial. Bahkan, ada tendensi bahwa pertimbangan dominan tindakan manusia secara sosiologis lebih berorientasi pada rasionalitas sarana atau rasionalitas instrumental. Bekerjanya rasionalitas instrumental di dalam pikiran manusia, sebetulnya didasari oleh filsafat pragmatisme. Kata kunci utama dalam epistemologi pragmatisme adalah pengalaman empiris. Pengalaman empiris menuntut hadirnya bukti yang dapat diindrai oleh kelengkapan indrawi manusia. Jadi, pragmatisme telah membidani lahirnya sebuah diskursus intektual baru yakni teknokrasi. Teknokrasi merupakan sebuah diskursus moderen yang dihasilkan dari ketertundukan struktur intersubjektivitas manusia atas hegemoni dan dominasi ”logika” teknologi moderen. Paper ini bertujuan untuk menunjukan ekses-ekses logis atas pemanfaatan rasionalitas instrumental, filsafat pragmatisme, dan teknokrasi terhadap eksistensi manusia. Metode yang digunakan pada riset tekstual ini yakni hermeneutika kritis. Hasil riset menunjukan bahwa piranti saintisme yang tampil dalam “wajah” rasionalitas instrumental, pragmatisme, dan teknokrasi telah memungkinkan terjadinya patologi alienasi eksistensial terhadap manusia.

Article Details

How to Cite
[1]
M. Kenoba, S. Husen, and S. Uma, “EKSES RASIONALITAS INSTRUMENTAL: PRAGMATISME, TEKNOKRASI DAN KETERASINGAN MANUSIA”, JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT, vol. 12, no. 1, pp. 285-290, Jan. 2024.
Section
Artikel

References

Albertus Bernando Agung Hamonangan Situmorang. (2021). Alienasi dalam Fenomena pembelajaran daring di SMAK St . Albertus Malang (Tinjauan Filsafat Relasionalitas). Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, Dan Sosial Budaya, 27, 1–8.
Bagus, L. (1996). Kamus filsafat. PT Gramedia Pustaka Utama.
Bakker, A. (1986). Metode-Metode Filsafat. Ghalia Indonesia
Bertens, K. (2002). Filsafat Barat Kontemporer: Inggris-Jerman. Jakarta: Gramedia.
Bleicher, J. (2017). Contemporary hermeneutics: Hermeneutics as method, philosophy and critique (Vol. 2). Routledge.
Brayford, K. M. (2021). How to Live a Life of One’s Own: Heidegger, Marcuse and Jonas on Technology and Alienation. Philosophy and Technology, 34(3), 609–617. https://doi.org/10.1007/s13347-020-00417-4
Dwisusila, D., Zaim, M., & Thahar, H. E. (2023). FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENELITIAN SOSIAL. JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT, 11(2), 214-220.
Ellul, J. (2021). The technological society. Vintage.
Hardiman, F. B. (1993). Mengatasi Paradoks Modernitas. Habermas dan Rasionalitas Masyarakat. dalam Diskursus Kemasyarakatan dan Kemanusiaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hardiman, F. B. (2003). Melampaui positivisme dan modernitas. Yogyakarta: Kanisius.
Hardiman, F. Budi. (2015). Seni Memahami Hermeneutik dari Schleiermacher sampai Derrida, Yogyakarta: Kanisius
Funk, J. K. (2020). Beyond instrumental rationality. For a critical theory of freedom. Estudios de Filosofía, 63. https://doi.org/10.17533/udea.ef.n63a05
I Kadek Arya Sugianta. (2021). Pengaruh Teknologi Zaman Modern Atas Pembentukan Konkret Kehidupan Manusia Dalam Perspektif Filsafat Ilmu. GENTA HREDAYA, 5(2), 105–113.
Macdonald, B. J., & Macdonald, B. J. (2017). Traditional and Critical Theory Today : Toward a Critical Political Science Traditional and Critical Theory Today : Toward a Critical Political Science. New Political Science, 3148(October), 1–12. https://doi.org/10.1080/07393148.2017.1378857
Nugroho, I. (2016). Positivisme Auguste Comte: analisa epistemologis dan nilai etisnya terhadap sains. Cakrawala: Jurnal Studi Islam, 11(2), 167-177.
Pihlström, S. (2010). Kant and Pragmatism. Pragmatism Today, 1(2), 50-61.
Pula, B. (2022). Does phenomenology (still) matter? Three phenomenological traditions and sociological theory. International Journal of Politics, Culture, and Society, 35(3), 411-431.
Sumaryono, E. (1993). Hermeneutik: sebuah metode filasafat. Yogyakarta: Kanisius.
Suseno, F. M. (1999). Etika Politik Prinsip-prinsip Moral Dasar Modern. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Tory, F., Uin, A., & Djamil, S. M. (2023). Pertentangan Rasionalitas Instrumental dan Rasionalitas Nilai di Era Covid-19. 9(1), 13–23.
Ulum, M. S., & Pamungkas, J. (2020). Analisis Kritis Terhadap metode Pembelajaran Berbasis Online Di Madrasah Ibtidaiyah Masa Pandemi Covid 19. MUBTADI: Jurnal Pendidikan Ibtidaiyah, 2(1), 17–35.
Wahyudi, M. (2016). Konstruksi Integralitas Ilmu , Teknologi dan Kebudayaan. Jurnal El-Banat, 6(2), 235–249.