HARGA DIRI PADA DEWASA AWAL DALAM RELASI PACARAN YANG TIDAK SEHAT: STUDI DESKRIPTIF DI JAWA BARAT
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat keberhargaan diri (self esteem) pada dewasa awal yang bertahan dalam relasi pacaran tidak sehat (toxic relationship) di Provinsi Jawa Barat. Menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, data dikumpulkan dari 112 partisipan dengan instrumen Rosenberg Self-Esteem Scale yang telah dimodifikasi. Hasil menunjukkan bahwa 81,25% partisipan memiliki keberhargaan diri tinggi, dengan aspek performance self-esteem sebagai dimensi paling dominan (66,96%). Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun berada dalam relasi yang tidak sehat, banyak individu tetap memiliki persepsi positif terhadap diri sendiri. Analisis kualitatif melalui wawancara mendalam mengungkap bahwa strategi koping kognitif seperti pemaknaan ulang, serta dukungan sosial dari teman dan keluarga, berperan penting dalam mempertahankan harga diri. Pembahasan penelitian mengaitkan hasil ini dengan teori self-esteem Rosenberg dan konsep koping dari Lazarus & Folkman. Simpulan menyarankan perlunya pendekatan intervensi berbasis pemberdayaan personal dan penguatan dukungan sosial dalam menangani korban relasi pacarana yang tidak sehat pada usia dewasa awal.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
Arnett, J. J. (2000). Emerging adulthood: A theory of development from the late teens through the twenties. American Psychologist, 55(5), 469–480.
Bartholomew, K., & Horowitz, L. M. (1991). Attachment styles among young adults. Journal of Personality and Social Psychology, 61(2), 226–244.
Fajariyah, R. (2012). Hubungan antara self-esteem dengan kecenderungan bertahan dalam hubungan pacaran yang tidak sehat. Jurnal Psikologi Undip, 10(1), 25-31.
Ghufron, M. N., & Risnawita, R. (2020). Teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Khan, A. S., & Subramanian, A. (2021). The role of toxic relationships in youth psychological wellbeing. International Journal of Youth Studies, 9(2), 15-24.
Knee, C. R., Canevello, A., Bush, A. L., & Cook, A. (2008). Relationship-contingent self-esteem and the ups and downs of romantic relationships. Journal of Personality and Social Psychology, 95(3), 608–627.
Lopez, S. J., Pedrotti, J. T., & Snyder, C. R. (2018). Positive psychology: The scientific and practical explorations of human strengths. Sage Publications.
Mahmudah, U. (2025). Self-esteem pada perempuan yang bertahan dalam hubungan pacaran toksik. Jurnal Psikologi Perempuan, 3(1), 45–57.
Neff, K. D. (2003). Self-compassion: An alternative conceptualization of a healthy attitude toward oneself. Self and Identity, 2(2), 85–101.
Pantjo’u, A., & Kusumiati, D. (2024). Dukungan sosial dan harga diri pada korban hubungan pacaran yang tidak sehat. Jurnal Psikologi Sosial, 9(1), 22–33.
Rahmawati, I. (2017). Kesehatan mental dan hubungan interpersonal remaja. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling, 6(1), 45-52.
Rosenberg, M. (1965). Society and the adolescent self-image. Princeton University Press.
Sambhara, L., & Cahyanti, M. (2013). Persepsi perempuan terhadap kekerasan dalam pacaran. Jurnal Psikologi UGM, 40(1), 64–78.
Seligman, M. E. P. (1975). Helplessness: On depression, development, and death. W.H. Freeman.
Stuart, G. W., & Sundeen, S. J. (1991). Principles and practice of psychiatric nursing. Mosby-Year Book.
Supriyanti, D. (2023). Coping adaptif pada korban kekerasan emosional dalam hubungan pacaran. Jurnal Psikologi Klinis, 5(2), 134–142.
Wulandari, A. (2019). Dampak kekerasan verbal terhadap self-esteem remaja perempuan. Jurnal Empati, 8(3), 150–158