ANALISIS PEMANFAATAN LABORATORIUM IPA DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DI KELAS XI SMA NEGERI 3 PADANG SIDEMPUAN

  • Nenni Faridah Lubis Institut Pendidikan Tapanuli Selatan
  • Nurhidaya Fithriyah Nasution Institut Pendidikan Tapanuli Selatan
  • Muhammad Syahril Harahap Institut Pendidikan Tapanuli Selatan
  • Febriani Hastini Nasution Institut Pendidikan Tapanuli Selatan
  • Latifah Hannum Rambe ipts
Keywords: Laboratotium IPA, Pembelajaran

Abstract

-

 

References

94
ISSN. 2621-9832 JURNAL MathEdu
(Mathematic Education Journal)
http://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu Vol. X
Vol. 7 No. 1 Maret 2024
ANALISIS PEMANFAATAN LABORATORIUM IPA DALAM
PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA NEGERI 3 PADANG
SIDEMPUAN

Oleh :
Nenni Faridah Lubis
1)
, Nurhidaya Fithriyah Nasution
2)
, Muhammad Syahril Harahap
3)
, Febriani
Hastini Nasution
4)
, Latifah Hannum Rambe
5)
Fakultas MIPA, Insttitut Pendidikan Tapanuli Selatan
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan pemanfaatan laboratorium IPA dalam pembelajaran
di kelas XI SMA Negeri 3 Padang Sidempuan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
menggunakan teknik pengambilan data dengan cara melalui observasi, angket ,dan dokumentasi.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 04 sampai 06 Maret 2023. Objek dalam penelitian ini adalah
kelas XI yang berjumlah 50 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurangnya pemanfaatan
laboratorium IPA dalam pembnelajaran . Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih belum
cukup untuk memfasisilitasi pemahaman siswa. Dengan menganalisis laboratorium IPA di SMA Negeri 3
Padang Sidempuan agar peneliti mengetahui gambaran kondisi laboratorium, ketersediaan alat dan bahan
laboratorium.
Kata Kunci: Pemanfaatan Laboratorium IPA, Pembelajaran


1. PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai peran penting dalam suatu bangsa. Mengingat akan pentingnya peran
pendidikan, pemerintah telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan seoptimal mungkin. Adapun
usaha yang telah pemerintah lakukan untuk selalu meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan
mengembangkan kurikulum, peningkatan guru berupa pelatihan seminar serta meningkatkan sarana
prasarana. Semua tujuan usaha tersebut adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan
Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang dasar, fungsi, dan tujuan
pendidikan menyatakan bahwa :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermaksud dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa, kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, Mandiri dan agar
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan percobaan untuk mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana tentang
gejala-gejala alam khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur, sifat, transformasi, dinamika,
dan energetika zat. Dalam ilmu terdapat dua hal yang berkaitan yaitu ilmu sebagai produk, dan ilmu
sebagai proses. sebagai produk mencakup sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas fakta, asas,
konsep, teori, serta prinsip-prinsip .
Namun fakta yang ditemukan pada observasi awal yang dilakukan pada tanggal 11 Oktober
2022 di SMA Negeri 3 Padang Sidempuan bahwasannya penggunaan laboratorium belum maksimal,
hal ini juga didukung oleh sarana prasarana yang kurang lengkap termasuk bahan yang sifatnya habis
seperti zat-zat , penuntun praktikum masih menggunakan buku pegangan saja. Pemanfaatan
laboratorium harus dilaksanakan di sekolah agar pembelajaran lebih bervariasi dan menyenangkan.
Melalui pelaksanaan pembelajaran laboratorium siswa diajak melakukan praktikum langsung terhadap
fakta dan proses yang terjadi pada objek kajian dalam .
95
ISSN. 2621-9832 JURNAL MathEdu
(Mathematic Education Journal)
http://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu Vol. X
Vol. 7 No. 1 Maret 2024
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Pemanfaatan Laboratorium IPA dalam Pembelajaran di Kelas XI SMA Negeri 3 Padang
Sidempuan”.

2. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 3 Padang Sidempuan yang beralamat di Jalan
Perintis Kecamatan Padang Sidempuan Selatan Padang Matinggi. Sekolah ini dipimpin oleh Bapak Drs.
Kardan dan guru mata pelajaran yaitu ibu Sri Handayani S.Pd, M.Pd.

2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini direncanakan selama 3 bulan terhitung mulai bulan Januari sampai
dengan Maret 2023. Waktu yang ditetapkan ini dalam rangka pengumpulan data, pengolahan data dan
analisis data, dan membuat laporan hasil penelitian.

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian
a. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk
mengumpulkan informasi atau data serta melakukan investigasi pada data yang telah didapatkan
tersebut. Menurut pendapat Sugiyono, (2013:2) “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Adapun tahapan Kegiatan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: 1) Tahap
persiapan; 2) Tahap pelaksanaan; 3) Tahap Pengolahan data.
1. Tahap Persiapan
Data dalam penelitian diperoleh dengan menggunakan intrumen angket dan diperkuat dengan
wawancara dan hasil observasi. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam persiapan
pengumpulan data penelitian yaitu sebagai berikut:
a. Menentukan sampel yang akan diteliti
b. Menyusun instrumen penelitian yaitu berupa angket yang akan diberikan kepada siswa kelas XI
MIA¹, XI MIA².
c. Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar wawancara yang akan diberikan kepada guru
mata pelajaran dan kepala laboratorium.
d. Menyiapkan instrumen observasi yang disesuaikan dengan keputusan dan kesesuain yang
dibutuhkan.
2. Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan penelitian dengan memberikan angket kepada siswa kelas XI MIA¹, XI MIA².
b. Melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran dan kepala laboratorium
c. Melakukan observasi ke laboratorium yang ada pada sekolah yang menjadi sampel
penelitian.
d. Mengumpulkan data-data hasil angket, wawancara, dan observasi.
Tahap Pengolahan Data
e. Setelah data dari angket, wawancara, dan observasi diperoleh, maka data tersebut diolah
untuk mengetahui kondisi laboratorium , pemanfaatan laboratorium dan pelaksanaan
praktikum pada sekolah yang menjadi sampel penelitian.
f. Apabila pengolahan data telah selesai maka dapat ditarik kesimpulan.



C. Objek dan Informan Penelitian
1. Objek Penelitian
96
ISSN. 2621-9832 JURNAL MathEdu
(Mathematic Education Journal)
http://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu Vol. X
Vol. 7 No. 1 Maret 2024
Objek penelitian merupakan suatu kondisi yang menggambarkan atau menerangkan suatu situasi
dari objek yang akan diteliti untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari suatu penelitian. Menurut
Supriati, (2012 : 38) “Objek penelitian adalah variabel yang diteliti oleh peneliti ditempat penelitian
dilakukan”.
Adapun identitas SMA Negeri 3 Padangsidimpuan, Nama Sekolah SMA Negeri 3 Padang
Sidempuan, Kepala Sekolah Drs. Kardan yang beralamat di Jl. Perintis kemerdekaan No.56 Padang
Matinggi Provinsi Sumatra Utara , Kecmaatan Padang Sidempuan Selatan, kode pos 22727 dan status
sekolahnya adalah sekolah Negeri. Adapun objek penelitiannya yaitu kelas XI MIA¹, XI MIA²
sebanyak 50 orang siswa.
2. Informan Penelitian
Informan penelitian adalah subjek yang dapat memberikan informasi tentang subjek yang akan
diteliti sehingga membantu penelitian dalam mengumpulkan informasi. Pada penelitian kualitatif informasi
penelitian merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pengumpulan data penelitian. Menurut
Bungin (2007:78), Mengatakan bahwa, “Informasi penelitian adalah subjek yang memahami informasi
objek sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian”. Sedangkan menurut Arikunto
(2010:188), “Informan penelitian adalah orang yang memeberikan informasi”.
Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik purposive sampling
yaitu dengan menggunakan beberapa pertimbangan tertentu sesuai dengan kriteria yang diinginkan
untuk dapat menentukan jumlah sampel yang akan diteliti. Instrumen atau alat penelitian adalah peneliti
itu sendiri. Dengan demikian, alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah lembar observai laboratorium, wawancara, angket dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan
mengadakan pengmaatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang
dijadikan objek pengamatan Muljono, (2008).
2. Wawancara
Wawancara adalah perihal bercakap-cakap dengan maksud tertentu dengan adanya hal yang
ditulis. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak, pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban dari
pertanyaan.
3. Angket
Angket atau Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan kuesioner.
Adapun teknik analisis data angket adalah dengan menggunakan persentase. Data yang diperoleh
menggunakan tabulasi sederhana dengan rumus (Arikunto, 2003) sebagai berikut :
P = ????/????

Keterangan :
P = Angka persentase
F = Jumlah skor hasil pengumpulan data
N = Jumlah subjek

Untuk mendiskripsikan hasil analisis data angket digunakan rumus sebagai berikut :
???? = ????/(???????????????? ???????????????????????????????? ) × 100 %

4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah proses pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi di
bidang pengetahuan; pemberian atau pengumpulan bukti dari keterangan seperti gambar, kutipan,
guntingan koran, dan bahan referensi lain. Menurut Sugiyono (2018:476) “Dokumentasi adalah
suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen,
tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian”.

97
ISSN. 2621-9832 JURNAL MathEdu
(Mathematic Education Journal)
http://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu Vol. X
Vol. 7 No. 1 Maret 2024
F. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data dilaksanakan untuk membuktikan penelitian yang dilakukan apakah sudah sesuai
dengan penelitian ilmiah yang benar dan untuk menguji data yang telah diperoleh. Ghony dan
Almanshur (2012; 313) menyatakan bahwa, menurut para ahli, pengecekan keabsahan data tidak hanya
berfungsi untuk menyangkal apa yang diklaim dalam penelitian kualitatif, apa yang dianggap tidak
ilmiah, tetapi juga merupakan unsur yang tidak lepas dari penelitian kualitatif.

G. Teknik Analisis Data
Kegiatan analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk
menguji hipotesis yang telah diajukan. Menurut Sugiyono (2017:207), kegiatan dalam “Analisis data
adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi berdasarkan
variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang
telah diajukan”. Dalam metode analisis data ini penulis mengambil analisis deskriptif yaitu analisis
yang digunakan untuk menganalis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
atau generalisasi.
Adapun teknik analisis data observasi yang digunakan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan
skala bertingkat (rating halic) dengan ketentuan :
a. Skor 4 = bila sangat lengkap (alat atau bahan praktikum jumlahnya sesuai atau lebih dari rasio
yang ditetapkan pada Permendiknas No 24 Tahun 2007).
b. Skor 3 = bila lengkap (alat dan bahan praktikum jumlahnya kurang dari rasio yang ditetapkan dan
lebih dari setengah dari rasio yang ditetapkan).
c. Skor 2 = bila tidak lengkap (alat dan bahan praktikum jumlahnya setengah dari rasio yang
ditetapkan).
d. Skor 1 = bila sangat tidak lengkap (alat dan bahan praktikum jumlahnya kurang dari setengah dari
rasio yang ditetapkan)
e. Skor 0 = bila tidak tersedia
Berdasarkan data yang dikumpulkan maka data penelitian yang didapatkan berupa data kualitatif.
Jika seluruhnya telah mendapatkan hasil maka langkah selanjutnya peneliti menganalisis data dengan
menggunakan rumus uji kelayakan dengan data yang diperoleh dari lembar observasi. Data yang diperoleh
dari hasil observasi alat dan bahan praktikum dihitung dengan rumus dan dianalisis secara deskriptif
kualitatif.
% Hasil observasi = skor riil × 100 %
skor ideal

Tabel Interval Kriteria Penilaian
Penilaian Kriteria
76% - 100% Sangat lengkap
51% - 75% Lengkap
26% - 50% Tidak lengkap
0% - 25% Sangat Tidak lengkap
(Sumber: Sugiyono (2013)
Adapun teknik analisis data angket adalah dengan menggunakan persentase. Data yang diperoleh
menggunakan tabulasi sederhana dengan rumus (Arikunto, 2003) sebagai berikut :
P = ????/????

Keterangan :
P = Angka persentase
F = Jumlah skor hasil pengumpulan data
N = Jumlah subjek

Untuk mendiskripsikan hasil analisis data angket digunakan rumus sebagai berikut :
???? = ????/(???????????????? ???????????????????????????????? ) × 100 %
98
ISSN. 2621-9832 JURNAL MathEdu
(Mathematic Education Journal)
http://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu Vol. X
Vol. 7 No. 1 Maret 2024

Tabel Klasifikasi deskriptor
Deksriptor Kriteria
D = 76 % - 100 % Sangat Baik
D = 56 % - 75 % Baik
D = 40 % - 55 % Kurang Baik
D = < 40% Tidak Baik
(Sumber: Lubis (2013:36)



2. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Umum
a. Identitas Sekolah
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Padang Sidempuan, Kepala sekolah SMA Negeri 3
Temuan Padang Sidempuan adalah Bapak Drs. Kardan, Kepala Laboratorium dan guru mata pelajaran
yang mengajar di kelas XI SMA Negeri 3 Padang Sidempuan ibu Sri Handayani S.Pd, M.Pd. SMA Negeri
3 Padang Sidempuan yang merupakan salah satu sekolah SMA yang berada di Padang Sidempuan yang
beralamat di jalan Perintis Padang Matinggi, kode pos 22727, Kecamatan Padang Sidempuan Selatan,
Sumatra Utara.
b. Visi dan Misi Sekolah
Visi dan Misi suatu organisasi maupun lembaga merupakan salah satu unsur kelengkapan yang h arus
dimiliki. Adapun visi SMA Negeri 3 Padang Sidempuan yaitu: Terwujudnya warga sekolah yang
berkarakter, beriman, bertaqwa, cerdas, dan terampil, unggul dalam prestasi serta peduli terhadap sesama.
Adapun Misi SMA Negeri 3 Padang Sidempuan yaitu:
1. Mengamalkan nilai-nilai agama dan berperilaku akhlatul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menyelenggarakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan sesuai dengan
tuntutan kurikulum
3. Melakasanakan program ekstrakurikuler sesuai minat dan bakat siswa untuk mencapai pestasi.

Adapun hasil observasi yang dilakukan peneliti, berdasarkan pengamatan di atas, situasi laboratorium
dan peralatan yang tersedia dapat digambarkan sebagai berikut.
a. Laboratorium IPA
Di SMA Negeri 3 Padang Sidempuan terdapat ruang laboratorium IPA. Area laboratorium IPA
dapat ditempati oleh sekelompok siswa (± 30 Siswa) dan demikian memenuhi standar ruang minimum
untuk laboratorium IPA, ruang laboratorium dapat menampung minimum satu rombongan belajar.
Laboratorium dilengkapi dengan peralatan listrik, antara lain 2 soket dalam kondisi baik, 1 soket dalam
kondisi rusak, dan 3 lampu dalam kondisi buruk (mati).
a. Ruang Persiapan
Adapun observasi laboratorium yang dilakukan oleh peneliti, SMA Negeri 3 Padang Sidempuan
mempunyai ruang kegiatan laboratorium, serta mempunyai meja persiapan, kondisi meja persiapannya kuat
dan stabil, ukuran memadai untuk menyiapkan materi percobaan.
a. Gudang Penyimpanan
SMA Negeri 3 Padang Sidempuan hanya mempunyai satu ruangan penyimpanan. Ruangan ini
digunakan sebagai wilayah kapasitas untuk perangkat dan material yang layak. Berdasarkan hasil observasi,
di ruangan penyimpanan alat dan bahan praktikum tersebut tidak digunakan sebagimana mestinya, karena
masih banyak alat dan bahan serta barang-barang lainnya diletakkan di atas meja persiapan, tidak disimpan
sebagaimana mestinya.
b. Pencahayaan
Berdasarkan hasil observasi peneliti, pencahayaan di laboratorium memadai, pencahayaan lampu
juga maksimal karena di dalam ruangan disediakan lampu. Kemudian, sesuai dengan peraturan
PERMENDIKNAS No.24 Tahun 2007 yaitu, ruang laboratorium memiliki fasilitas yang memungkinkan
99
ISSN. 2621-9832 JURNAL MathEdu
(Mathematic Education Journal)
http://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu Vol. X
Vol. 7 No. 1 Maret 2024
pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati objek percobaan hal ini didukung oleh
pencahayaan sinar matahari melalui jendela kaca laboratorium terpancar dengan sempurna sehingga
membuat ruangan laboratorium terang.
c. Tersedianya Air Bersih
SMA Negeri 3 Padang Sidempuan mempunyai penyediaan air bersih untuk persediaan praktikum
tidak teratur, hal ini disebabkan oleh kran air yang tersedia di laboratorium kadang rusak. Air bersih
memiliki fungsi untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan praktikum, untuk mencuci alat
praktikum, dll.
Berdasarkan hasil observasi standar sarana prasarana laboratorium di SMA Negeri 3 Padang
Sidempuan, dengan Permendiknas No 24 Tahun 2007 berdasarkan perhitungan uji kelayakan memperoleh
nilai sebesar 274,9%. Secara keseluruhan kesesuaian sarana dan prasarana laboratorium SMA Negeri 3
Padang Sidempuan dengan Permendiknas No.24 Tahun 2007 berdasarkan perhitungan uji kelayakan
memperoleh nilai rata-rata sebesar 68,72 dengan kriteria penilaian lengkap. Agar lebih terperinci coba
perhatikan tabel 4.2 dibawah ini.


Tabel Sarana Laboratorium di SMA Negeri 3 Padangsidimpuan

No. Jenis Sarana Uji Kelayakan
(%)
Rata-rata
(%)
1 Perabot 80


68,72%

2 Peralatan Pendidikan 94
3 Media Pendidikan 100
4 Perlengkapan lain 0,9
Total 274,9

Adapun hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran dan wawancara
dengan kepala laboratorium yaitu sesuai dengan penggunaan laboratorium dilihat dari beberapa indikator
yaitu:
a. Frekuensi Penggunaan Laboratorium
Menurut Pendapat Aditama (2016:23) “Frekuensi penggunaan labororium yang efektif dalam
pembelajaran yaitu apabila laboratorium digunakan 4 kali dalam seminggu”. Hal ini sejalan dengan
pendapat Munandar (2003:2) “Frekuensi penggunaan laboratorium harus bermanfaat untuk proses belajar
di laboratorium agar tetap efektif dan efisien.
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dapat diketahui bahwa laboratorium di SMA Negeri
3 Padang Sidempuan cukup memadai, karena laboratorium digunakan satu kali dalam dua minggu
sedangkan rasio penggunaan laboratorium yang efektif adalah empat kali dalam setiap semester.
Penggunaan laboratorium disesuaikan dengan jadwal materi yang diajarkan guru mata pelajaran pada
peserta didik dengan alat bahan yang ada di laboratorium, maka siswa bisa membawa alat bahan yang
dibutuhkan di laboratorium dari masing-masing siswa apabila itu memungkinkan.
b. Kelengkapan Alat dan Bahan yang ada di Laboratorium
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh
informasi, bahwa kelengkapan alat dan bahan yang ada di laboratorium, sejalan dengan wawancara yang
dilakukan dengan kepala laboratorium yaitu terbilang hampir lengkap dalam menujang proses belajar
mengaj ar di sekolah, jika alat yang ada di laboratorium tidak dapat digunakan, maka guru mata pelajaran
menyarankan kepada siswa untuk membawa alat dan bahan dari rumah. Hal ini seperti yang dijelaskan
oleh ibu Sri Handayani M.Pd yang mengatakan pernah dilakukan pengecekan secara berkala terhadap alat
dan bahan yang ada di laboratorium karena hal ini untuk memenuhi laporan laboratorium.
c. Kesesuaian materi dengan alat dan bahan yang tersedia di laboratorium
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan mata pelajaran sejalan dengan wawancara
yang dilakukan dengan kepala laboratorium, diperoleh informasi bahwa, alat dan bahan yang dapat
dikatakan sesuai dengan materi yang ada di dalam LKS.
d. Alokasi Waktu
Menurut pendapat Rusman (2007:9:36), Alokasi waktu adalah hal yang sangat penting untuk
direncanakan sesuai dengan kepastian laboratorium, alokasi waktu ini akan menentukan keberhasilan
dalam praktikum yang dilakukan.
100
ISSN. 2621-9832 JURNAL MathEdu
(Mathematic Education Journal)
http://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu Vol. X
Vol. 7 No. 1 Maret 2024
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran dengan kepala
laboratorium, dapat diperoleh informasi bahwa alokasi waktu yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan
praktikum harus sesuai dengan jam tatap muka, dan harus dengan sesuai prosedur yang ada, agar
pemanfaatan laboratorium dapat ditingkatkan.
Berdasarkan hasil angket yang dibagikan oleh peneliti kepada responden kelas XI MIA
1
dan XI
MIA sebanyak 50 orang siswa diperoleh informasi bahwa, jumlah data responden yang menjawab paling
banyak adalah setuju (S) dengan jumlah 426 skor kemudian, jika di deskripsikan hasil persentasinya < 0,4%
dan masuk ke dalam kriteria tidak baik (lampiran 9 hal ). Artinya pemanfaatan laboratorium IPA di kelas
XI MIA
1
dan XI MIA
2
masih benar-benar peru ditingkatkan.


4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian sebagaimana telah diuraikana pada bab
IV, maka peneliti menarik beberapa kesimpulan yang sebagai berikut:
Gambaran kondisi laboratorium IPA di SMA Negeri 3 Padang Sidempuan pada uraian sebelumnya
laboratorium tergolong cukup baik, karena dimanfaatkan sebagaimana mestinya pada laboratorium, tempat
kegiatan praktikum, tempat meletakkan barang hasil praktikum, sebagai tempat melakukan pembelajaran
, maka dari itu melihat dari hal tersebut dapat dikatakan efektif dalam menunjang pembelajaran di sekolah.
1. Dapat dilihat dari ketersediaan alat dan bahan laboratorium IPA dalam menunjang proses
pembelajaran di kelas XI SMA Negeri 3 Padang Sidempuan sudah sesuai standar sarana
prasarana laboratorium yang telah memenuhi standar minimal penggunaan laboratorium sesuai
dengan PERMENDIKNAS No.24 2007 dari segi alat dan bahan masih ada kekurangan dalam
menunjang pembelajaran di sekolah.
2. Dapat dilihat dari frekuensi penggunaan laboratorium IPA cukup memadai, karena laboratorium
digunakan satu kali dalam dua minggu sedangkan rasio penggunaan yang efektif adalah empat
kali dalam setiap semester.

A. Implikasi Penelitian
Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas, dapat diketahui bahwa pemanfaatan laboratorium
IPA dalam pembelajaran Kelas XI SMA Negeri 3 Padang Sidempuan sudah sangat tinggi atau sudah
sangat baik. Hal ini dilihat dari frekuensi penggunaan laboratorium, kelengkapan alat-alat dan bahan
laboratorium, kesesuaian materi yang tersedia di laboratorium dan alokasi waktu yang digunakan sudah
sesuai. Keempat indikator ini perlu diperhatikan dan di terapkan di sekolah-sekolah yang harus
melaksanakan praktikum. Kepala laboratorium dan guru mata pelajaran harus bekerja sama dengan baik
supaya tercapai pelaksanaan praktikum dengan baik dan tujuan pembelajaran tercapai dengan hasil yang
memuaskan.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, penulis mengajukan saran sebagai
berikut:
1. Kepala siswa, supaya lebih meningkatkan aktivitas belajarnya dalam pemanfaatan laboratorium
IPA dalam pembelajaran .
2. Kepada guru, diharapkan mampu mengetahui dan memahami pemanfaatan laboratorium IPA
dalam pembelajaran .
3. Kepala sekolah, agar dijadikan pedoman dalam memahami pemanfaatan laboratorium IPA
dalam pembelajaran .
4. Kepala rekan-rekan penulis yang lain di harapkan dapat melanjutkan penelitian ini dengan
melihat sisi lain dari pemanfaatan laboratorium IPA dalam pembelajaran dari masalah yang lain
agar penelitian ini semakin baik.



101
ISSN. 2621-9832 JURNAL MathEdu
(Mathematic Education Journal)
http://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu Vol. X
Vol. 7 No. 1 Maret 2024
5.REFERENSI
Aditama T.Y. 2002. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi Kedua. Jakarta :
UI-Pfress.
Arifin, Imam. 2012. Efektifitas Pemanfaatan Laboratorium IPA dalam Menunjang Pembelajaran di MI
Darul Aitam Palembang. Palembang: UIN Raden Fatah. di akses tanggal 12 Agustus 2019 jam
22.09 WIB.


Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT Rineka Cipta.E. Peniati, Parmin, E.
P. 2013. Model Analisis Evaluasi Diri Untuk Mengembangkan Kemampuan Mahasiswa Calon
Guru IPA Dalam Merancang Pengembangan Laboratorium Di Sekolah. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia, 2 (2), 107–119.
Almanshur, Ghony Djunaidi. 2012. Metodologi Penelitian kualitatif, JogJakarta: Ar-Ruzz Media.
Barmawi & M. Arifin. 2012. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Barnawi. (2012). Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter. Yogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Bernard Raho, SVD. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka Publiser.
Bungin Burhan. 2017. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
Lainnya. Jakarta : Kencana Prenada.
Cunningham, G. 2006. Obstetri William vol.1. Jakarta: EGC Media Grup Depdiknas. 2003. Undang-
undang RI No. 20 tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta.
Decaprio, Richard. 2013. Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik di Sekolah.Yogyakarta: DIVA Press.
Emha, H. 2002. Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah. Bandung PT: Remaja Roesda Karya.
Emda. 2017. Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran. Lantanida Journal 5(2): 93–196.
Esterberg, Kristin G,2002 ; Qualitative Methods Ins Social Research, Mc Graw Hill, New York
Harefa, D. 2018. Efektifitas Metode Fisika Gasing Terhadap Hasil Belajar Fisika Ditinjau Dari Atensi
Siswa (Eksperimen Pada Siswa Kelas Vii Smp Gita Kirtti 2 Jakarta). Faktor Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 5(1), 35–48.
Handayani, Ririn.2020. Metodologi Penelitian Sosial. Yogyakarta: Trussmedia Grafika. Hardani.2020.
Kertiasa, N. 2006. Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya. Bandung: Pudak Scientifik.
Ihsana, 2017. Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lubis, 2013. Anlaisis Pelaksanaan Praktikum dan Pengelolaan Laboratorium Sekolah Menengah Atas di
Kabupaten Mandailing Natal. Tesis. Program Studi Pendidikan , Universitas Negeri Medan.
Munandar,Utami.(2009). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta:Rineka cipta.
Moleong, J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja 6. Rosdakarya
Published
2024-03-05
How to Cite
Lubis, N., Nasution, N., Harahap, M., Nasution, F., & Rambe, L. (2024, March 5). ANALISIS PEMANFAATAN LABORATORIUM IPA DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DI KELAS XI SMA NEGERI 3 PADANG SIDEMPUAN. JURNAL MathEdu (Mathematic Education Journal), 7(1), 94-101. https://doi.org/https://doi.org/10.37081/mathedu.v7i1.5364